Skincare Routine #6: Bagaimana Memulai Menggunakan Exfoliant

Exfoliant adalah agen yang berperan dalam pergantian kulit. Agen ini dapat ditemukan dalam cleanser atau terpisah. Yuk kenali dulu apa itu exfoliant.

A. Mengapa Penting?
Exfoliant adalah proses pengelupasan lapisan kulit mati pada permukaan kulit paling atas. Secara natural, kulit kita juga melakukan regenerasi dan pergantian kulit (turnover). Pada proses ini, beberapa lapis kulit teratas akan terkelupas secara natural (kita sebut proses desquamation).

Namun seiring usia, hormon, dan lingkungan, pergantian kulit ini akan berkurang sehingga semakin tinggi sel kulit mati yang tertumpuk. Hal ini dapat menyebabkan:
  • Kulit kusam, kasar, dan tidak rata 
  • Berkomedo atau breakout 
B. Jenis Exfoliant 
Exfoliant/ exfoliator dapat dibagi menjadi dua:

1. Physical exfoliant (scrubs)
Kerja physical exfoliant dalam mengangkat kulit mati dapat dirasakan langsung setelah satu kali pemakaian. Kulit akan terasa lembut karena ada bulir-bulir yang memberikan rasa kulit telah digosok. Namun, bahan ini tidak dianjurkan untuk kulit berjerawat dan sensitif karena kedua tipe kulit tersebut rentan iritasi jika menggunakan physical exfoliant. 

Bahan-bahan untuk physical exfoliant adalah biji, kacang, biopolimer, serat tanaman, mineral, garam, gula, dan polyethylene (PE) microbeads. Produk yang merupakan physical exfoliant biasanya ditandai dengan label scrubs. Contoh lainnya, cleansing brush/towel. 

Saya sendiri tidak terlalu senang menggunakan produk scrubs wajah, karena rentan menyebabkan iritasi. Selain itu, pada pemakaian jangka panjang, kulit saya jadi lebih mudah mengelupas dan jelas mengganggu tampilan makeup. 

Namun, jika masih ingin menggunakan produk seperti ini, lebih baik perhatikan:
  • Bahan exfoliant larut dalam air, untuk mengurangi resiko microtear pada kulit. 
  • Ukuran exfoliant yang lebih besar. Walaupun ukuran kecil memberikan hasil lebih baik. Ukuran yang sedikit lebih besar akan mengurangi resiko microtear
  • Cari informasi mengenai bentuk dan tingkat kekerasan agen exfoliant. Bentuk bulat lebih aman daripada bentuk runcing dan tajam. Bentuk jauh lebih penting untuk menghindari microtear karena beberapa agen exfoliant bisa saja memiliki ukuran yang tidak seragam. 
PS: PE microbeads adalah bulir scrubs yang dibuat dari plastik. Produk dengan bahan ini jelas tidak ramah lingkungan. Microbeads tidak dapat larut dalam air, terbawa ke perairan dan akhirnya dimakan oleh organisme laut. Sudah banyak negara yang melarang penggunaan bahan ini. Namun di Indonesia saya masih melihat beberapa produk lokal dan impor masih menggunakan microbeads.

Photo by freepik 

2. Chemical exfoliant (exfoliant kimiawi)
Agen dalam golongan ini merangsang pengangkatan kulit mati dengan menghilangkan ikatan antar kulit mati atau melarutkan sel kulit tersebut. Dapat dikelompokkan menjadi empat golongan:

a. AHA (alpha hydroxy acid)
Agen pada golongan ini berperan untuk melarutkan sel kulit mati di permukaan, bersifat larut air, dan memberikan kelembaban pada kulit. AHA cocok untuk kulit kering/ dehidrasi dan meratakan permukaan kulit.

Agen yang termasuk AHA adalah glycolic acid, lactic acid, mandelic acid, tartaric acid, malic acid, citric acid. 

b. BHA (beta hydroxy acid)
BHA adalah jawaranya kulit berminyak dan jerawat. BHA adalah agen exfoliant yang bersifat larut minyak sehingga dapat masuk ke lapisan kulit lebih dalam daripada AHA. BHA memutus ikatan kuat antar sel kulit mati sehingga dapat mendorong pengangkatan komedo. BHA adalah salah satu kunci utama untuk membasmi microacnes/ calon-calon jerawat.

Namun efek sampingnya, BHA dapat menyebabkan kulit kering sehingga setelah pemakaian, sebaiknya menggunakan moisturizer. BHA tidak disarankan untuk kulit sangat kering.

Agen yang termasuk BHA adalah asam salisilat, lipohydroxy, malic acid, citric acid
PS: malic acid dan citric acid termasuk AHA juga. 

c. PHA (polyhydroxy acid)
Jenis exfoliant  yang tergolong baru. PHA adalah exfoliant yang dianjurkan untuk kulit sensitif karena memiliki molekul yang lebih besar daripada AHA dan BHA, sehingga exfoliasi hanya pada permukaan kulit dan lebih lembut.

Agen yang termasuk PHA adalah lactobionic acid, galactose, gluconolactone

Dibandingkan dengan physical exfoliant, hasil pemakaian chemical exfoliant  memerlukan waktu 4-6 minggu (atau mengikuti satu siklus turnover kulitmu). Namun, selain mengangkat sel kulit mati, beberapa bahan dapat memberikan manfaat lain seperti melembabkan, menyamarkan bekas jerawat, dan antimikroba dan anti-inflamasi.

d. Enzim 
Bromelain (dari nanas) dan papain (dari pepaya) adalah enzim yang bekerja sama seperti AHAs. Bekerja dengan sifat proteolitik, memecah protein/sel kulit, enzim pada umumnya akan mengeksfoliasi permukaan kulit.

Tergantung lagi konsentrasi dan kemampuan proteolitik enzim, enzim exfoliant dapat membantu mereka yang kulit sensitif. Namun jika kamu masih mengalami reaksi sensitif/ iritasi, kemungkinan besar exfoliant yang cocok untukmu adalah PHAs.

Walaupun berasal dari buah (jadi terkesan natural), bahan ini rentan menyebabkan reaksi kulit dan tidak efektif bila penyimpanannya tidak ketat. Enzim mudah untuk terkontaminasi mikroba dan bekerja berdasarkan suhu dan pH.

C. Bagaimana Memulai Penggunaan Exfoliant
Exfoliant digunakan setelah mencuci wajah. Untuk chemical exfoliant, karena baru dapat bekerja pada pH asam, wajah yang telah dibersihkan harus dibiarkan beberapa saat hingga mengering dan kembali pada pH normal kulit yang asam.

Untuk berapa kali pemakaian, tergantung lagi pada kulit masing-masing karena dipengaruhi oleh siklus turnover yang untuk setiap orang berbeda-beda. Secara keseluruhan, 1-3 kali seminggu.

Untuk memulai. mungkin hal berikut dapat kamu pertimbangkan:
  1. Untuk chemical exfoliant, dimulai pada konsentrasi rendah  (misalkan BHA 0,5% atau AHA 5%) dengan penggunaan 1 kali seminggu. Perhatikan reaksi kulitmu. Umumnya akan muncul reaksi setelah 2-3 hari. 
  2. Setelah dua minggu, gunakan exfoliant tersebut untuk 2 kali seminggu. Perhatikan reaksi kulitmu. Umumnya akan muncul  reaksi setelah 2-3 hari. 
  3. Jika masih diperlukan, tingkatkan konsentrasi atau penggunaan menjadi 3 kali seminggu. Secara personal sih 2 kali seminggu sudah paling cukup. 
  4. Untuk physical exfoliant, tidak perlu memerhatikan konsentrasi. Cukup ikuti cara pada berapa banyak penggunaannya. Perhatian tekanan pemijatan dan ukuran partikel scrubs. 
  5. Jangan lupakan moisturizer dan sunscreen.
Lakukan langkah ini secara perlahan-lahan. Apabila menggunakan jenis exfoliant dam actives lain seperti, contoh kamu sudah menggunakan BHA, sekarang kamu ingin memasukkan AHA, scrubs atau retinoids ke dalam routine, pengguna BHA harus dikurangi. 

Pada saat seseorang mengenal exfoliant, sangat mudah untuk menyebabkan overexfoliate. Khusus untuk bahan yang menggunakan asam dan enzim. Selalu lakukan patch test dan bedakan antara purging dan breakout.  

https://www.webmd.com/beauty/cosmetic-procedures-dermabrasion
D. Dermabrasi dan Microdermabrasi 
Pilihan lain selain menggunakan exfoliant dari produk, kamu dapat melakukan exfoliate menggunakan teknik dermabrasi dan microdermabrasi. Cara ini hanya boleh dilakukan oleh terapis dan dokter dermatologi.

Exfoliant ini digunakan untuk mengatasi masalah kulit yang sudah parah seperti luka bopeng jerawat, kulit terbakar sinar matahari, keriput yang sangat dalam, dan hiperpigmentasi. Perbedaan dermabrasi dan microdermabrasi adalah pada alat yang digunakannya. Tujuan keduanya hampir sama.

E. Exfoliant Berdasarkan Jenis Kulit 
Pemilihan exfoliant didasarkan pada masalah kulit yang dimiliki. Selain itu, kondisi kulit yang dimiliki juga harus dipertimbangkan.

1. Kulit Kering 
Kulit kering dapat disebabkan oleh penumpukan sel kulit mati pada stratum corneum (lapisan paling atas kulit). Penumpukan ini dapat menyebabkan kulit kusam hingga kehilangan kelembaban kulit.

Exfoliant yang cocok: Intinya AHA seperti glycolic acid, lactic acid, malic acid, tartaric acid.

2. Kulit Berminyak 
Kulit minyak dapat disebabkan oleh dehidrasi kulit atau genetik yang menyebabkan produksi minyak berlebih. Minyak berlebih ini dapat menyumbat pori-pori kulit dan menyebabkan terjadinya komedo, lalu jerawat.

Exfoliant yang cocok: Intinya BHA seperti citric acid, salicylic acid, malic acid. Untuk AHA juga bisa seperti glycolic acid dan mandelic acid.

Khusus untuk kulit berjerawat adalah citric acid, salicylic acid, dan mandelic acid. Kulit berjerawat lebih baik tidak menggunakan physical exfoliant dan enzim.

3. Kulit Sensitif 
Kulit sensitif tidak dapat menggunakan asam yang cukup tinggi. Agar lebih aman, pertimbangkan juga ukuran molekul exfoliant. Contoh exfoliant yang bisa dicoba: lactic acid, tartaric acid, mandelic acid. Hindari juga produk exfoliant dengan enzim, pewarna, dan fragrance. 

4. Bagaimana dengan Physical Exfoliant? 
Physical exfoliant (meliputi brush dan scrubs) adalah exfoliant yang memberikan hasil instan untuk kulit lembut dan cerah. Namun, exfoliant ini harus dihindari untuk mereka yang memiliki kulit sensitif dan berjerawat.

Kulit sensitif pada dasarnya sangat rentan memerah jika ada tekanan atau faktor lingkungan lainnya. Sementara scrubs yang diaplikasikan pada jerawat dapat merobek jaringan jerawat yang matang, mendorong reaksi peradangan yang akan memperparah kondisi kulit. Beberapa terapis juga tidak menyarankan exfoliant ini digunakan untuk kulit aging. 

Physical exfoliant lebih cocok untuk kulit kering.

F. Hati - hati Overexfoliate 
Kecenderungan orang ketika melihat hasil kulit yang lebih lembut dan cerah setelah pemakaian exfoliant adalah memakainya lebih sering dan dengan konsentrasi tinggi. Hal ini berbahaya karena mengurangi skin barrier dan memaparkan kulit yang masih muda ke lingkungan.

Overexfoliate dapat terjadi karena kelebihan pemakaian produk exfoliating baik setiap hari atau adanya build-up bahan-bahan ini yang tidak kita ketahui ada di beberapa produk skincare lain yang digunakan, contoh toner, masker, cleanser, serum, bedak.

Jika kulit kamu mengalami rasa gatal dan perih, kemerahan dan/atau iritasi, terasa kering hingga ada yang terkelupas, bahkan breakout. Kemungkinan besar kamu melakukan overexfoliate.

Jika terlanjur, hentikan penggunaan produk exfoliant (sekaligus cek komposisi produk-produk skincare yang kamu gunakan). Kembali lagi ke skincare routine sebelumnya hingga tanda-tanda tersebut mereda. Jangan lupa menggunakan moisturizer dan sunscreen. Lebih baik lagi, menghindari sinar UV untuk sementara waktu.

Semoga artikel ini membantumu :)

Referensi foto:  Photo by yanalya 

No comments:

Powered by Blogger.