Skincare Routine #5: Kamu Purging atau Breakout?

Istilah dua-duanya terdengar mengerikan ya? Dua reaksi ini adalah reaksi umum kulit terhadap produk skincare dan kosmetik baru. Lalu, apa bedanya?

Purging dan breakout adalah reaksi kulit yang mirip seperti jerawat dan alergi yang muncul ketika kita menggunakan produk baru. Kesamaannya? Keduanya menyebabkan penampilan kulit tidak baik, bahkan jadi malu kalau keluar rumah.

Photo by jcomp 


Purging (Pembersihan)
Reaksi ini mengacu pada turnover kulit. Kulit kita memiliki siklus pertumbuhan dan pergantian sel yang dinamakan dengan turnover. Beberapa bahan skincare memang dirancang untuk mendorong proses turnover sehingga kulit lebih mudah terkelupas. Tujuannya adalah untuk menghasilkan kulit yang lebih sehat dan tentunya cerah dan berseri. Proses turnover setiap orang berbeda, dan sangat dipengaruhi oleh usia.

Lalu mengapa kulit kita lebih jelek? Bayangkan dulu, selama ini ada kotoran dan cikal-bakal jerawat yang sudah ada, tetapi belum muncul ke permukaan (kita sebut micro-acne). Lalu, setelah kamu memakai produk tersebut untuk beberapa hari, terjadi proses turnover yang dipercepat, menyebabkan kotoran dan micro-acne tesebut lebih cepat terlihat dan memberi kesan produk yang kita gunakan malah merusak kulit.

Bahan-bahan yang dapat menyebabkan purging adalah retinoid/retinol, chemical exfoliant, bahan bersifat asam (contoh ascorbic acid), dan treatment yang menggunakan chemical peeling, laser, dan microdermabrasi. Semua  ini menyebabkan purging karena mendorong pengelupasan dan pertumbuhan kulit, serta pengeluaran kotoran.

Jadi sebenarnya tidak memperburuk kulit ya. Hanya mempercepat proses pergantian kulit untuk mencapai kondisi kulit yang lebih baik.

Breakout
Reaksi penolakan yang ditandai dengan kulit meradang, inflamasi, dan umumnya jerawat. Cek kolom komposisi produk dan ingat-ingat, bahan apa yang menyebabkan breakout ini.

Dimana Perbedaannya?
Untuk memudahkan kita memahami perbedaannya, saya coba buat dalam bentuk tabel:
Purging
Breakout
Terjadi di area kulit yang sering berjerawat/ bereaksi.
Reaksi terjadi di area yang tidak pernah berjerawat/ bereaksi.

Paling terlihat di area saat kamu pertama kali mengaplikasikan produk.
Lebih cepat hilang daripada jerawat biasa. Umumnya berupa bintik-bintik/komedo/ jerawat kecil atau kulit mengelupas. 
Muncul sekitar satu minggu setelah pemakaian, cenderung seperti jerawat cystic dan sulit menghilang.

Beberapa tanda lainnya: inflamasi, iritasi, gatal, ruam.
Kembali normal dalam waktu 28 hari atau mengikuti proses satu siklus turnover.
Kembali normal hanya jika berhenti memakai produk tersebut.
Produk yang digunakan bersifat asam, chemical exfoliant, retinol/retinoid.
Bukan produk yang bersifat asam, chemical exfoliant, retinol/ retinoid.

Apa yang harus dilakukan saat kulit breakout?
Berhenti menggunakan produk karena kamu benar-benar tidak cocok. Coba pelajari apakah produk tersebut memang tidak diformulasikan untuk kulit kamu? Misalkan, menggunakan moisturizer berbahan minyak untuk kulit berminyak, tentu tidak cocok dan menyebabkan breakout. 

Breakout yang terjadi umumnya adalah jerawat. Maka kamu harus menggunakan produk skincare untuk jerawat. Hal terpenting adalah memberikan waktu istirahat untuk kulit tersebut dan kembali ke skincare routine sebelumnya. Jika masih parah, hal ini mungkin dapat dipertimbangkan:

  1. Gunakan gentle cleanser. Lebih baik lagi yang mengandung anti-acne seperti tea tree.
  2. Hindari exfoliasi berlebihan. Cukup 1-2 kali seminggu menggunakan chemical exfoliant (salicylic acid). 
  3. Gunakan toner bersifat hydrating dan antiinflamasi (contoh mengandung green tea) dan moisturizer berbahan gel dan air.  
  4. Gunakan acne spot treatment dan hindari memencet jerawat.
Jika terjadi inflamasi dan iritasi, bisa dengan cara yang dibahas di patch testing 

Bisakah kita menghindari breakout? 
Bisa, menggunakan patch testing. Gunakan produk hanya di bagian area kecil dan lihat apakah produk mengalami reaksi breakout. Test patch ini sebaiknya dilakukan selama satu minggu untuk meyakinkan hasil reaksi benar-benar breakout. 

Jika terjadi reaksi breakout, tidak ada alasan lain, kamu memang tidak cocok dengan produknya.

Photo by freepik 
Apa yang harus dilakukan saat kulit purging? 
Untuk kulit yang sedang purging, tidak seseram breakout. Karena memang sedang mengalami proses turnover yang dipercepat, tetap jalankan skincare routine tersebut dan ingat:

  1. Hindari bahan-bahan yang dapat menyebabkan inflamasi seperti produk mengandung sulfat, essential oil tertentu, pemakaian produk bersifat asam bersamaan dengan bahan penyebab purging
  2. Harus memakai moisturizer. Ini penting banget. Bahkan banyak yang menganjurkan untuk menggunakan hyaluronic acid atau bahan moisturizer lainnya saat kamu sedang memakai retinoid/retinol. 
  3. Jangan bolos sunscreen. Ketika kulit mengalami purging, Kulit yang sedang terkelupas lebih sensitif terhadap sinar matahari. 
  4. Tetap sabar dan jalankan skincare routine tersebut. Perlu 28 hari (atau bahkan lebih tergantung usia) untuk purging mereda. Setelah satu siklus tersebut (4 - 6 minggu pemakaian), kulit seharusnya mulai kembali normal. Jika lebih dari 6 minggu, konsul ke dokter. 
  5. Jangan memencet jerawat yang muncul. Hal ini hanya akan memperlambat proses purging selesai. Selain itu, mudah terbentuk bekas jerawat, yang umumnya cenderung dialami orang dengan kulit berwarna/gelap.
Bisakah kita menghindari purging? 
Kita hanya bisa mengurangi efek purging. Selain dengan patch testing, cara lain adalah dengan build-up. Jadi pada minggu pertama hanya gunakan produk 1 kali seminggu, minggu kedua gunakan dua kali seminggu, minggu ketiga gunakan tiga kali seminggu.

Apakah kita perlu build-up hingga pemakaian setiap hari? Untuk beberapa produk iya, tetapi untuk bahan exfoliant, sebaiknya batasi hingga 1-2 kali pemakaian, untuk menghindari over exfoliating. Untuk retinoid/retinol, setiap orang berbeda-beda. Konsultasikan ke dokter atau, gunakan dua hari sekali (selang-seling dengan produk skincare yang lain).    

Selain build-up, untuk yang pertama kali mencoba skincare routine, jangan langsung menggunakan berbagai macam produk pada satu waktu. Jika kamu baru membeli produk skincare toner, moisturizer, serum vit C, serum niacinamide, dan day/night cream, sebaiknya gunakan satu per satu produk per minggu atau 2-3 hari. 

Pada minggu pertama, dimulai dengan hanya toner dan lihat apakah ada reaksi. Minggu kedua, tambahkan dengan moisturizer, lihat lagi reaksinya. Lanjutkan ke day/night cream, dan terakhir serum. Hal ini dilalukan untuk mempermudah kamu menentukan produk mana yang tidak cocok dengan kulitmu. Apakah reaksi hanya dari satu produk atau kombinasi dari dua-tiga produk. 

Photo by Moose

Pengalaman saya 
Saya pernah mengalami breakout saat mencoba melengkapi skincare routine saya. Skincare routine yang saya jalankan hanya sebatas cleanser dan moisturizer. Karena saya ingin menambahkan serum untuk memudarkan noda hitam dan mencerahkan kulit sehingga saya memilih serum vitamin C yang dijual di suatu drug store. 

Saya tidak melakukan patch testing, serum yang berbentuk krim tersebut langsung saya aplikasikan ke seluruh wajah. Awalnya kaget karena wajah saya langsung putih, tetapi setelah saya lihat kolom komposisinya, memang ada bahan sunscreen. Namun, setelah pemakaian 3 hari, muncul jerawat cyst dan hari itu bukan siklus bulanan saya. Saya tahu itu reaksi breakout karena jerawat yang terbentuk ada tiga, tidak di area yang biasanya saya berjerawat, dan berjejer persis mengikuti arah aplikasi serum. Lucu banget sih dan akhirnya saya harus membuang produk itu dan kembali menggunakan produk acne spot treatment untuk beberapa minggu.  

Semoga artikel ini membantumu :)

No comments:

Powered by Blogger.