Sabun #1: Sejarah Sabun Dulu dan Kini




Sabun menjadi barang personal yang telah melekat dalam sejarah manusia. Pada artikel kali ini, saya akan membahas sabun dalam 7 artikel yang dimulai dari sejarah dan diakhiri dengan pengalaman saya membuat sabun. Sejarah sabun dimulai dari...

Lihat lagi artikel mengenai bioteknologi (klik judul)

The Presoap Era dan Asam Mula Kata Sabun 
Untuk membersihkan diri, masyarakat neolitik menggunakan batu api/batu apung untuk membersihkan tubuh mereka.

Melalui penemuan tabung lempung, sejarah pembuatan sabun diperkirakan dimulai pada tahun 2800 SM di Kerajaan Babilonia Kuno. Catatan dalam tabung menjelaskan materi yang digunakan adalah lemak yang direbus dengan abu. Sabun tersebut digunakan untuk mencuci wol dan katun dalam produksi tekstil.

Ilustrasi Masa Babilonia Kuno
sumber: USHistory,org

Mesir kuno (1550 SM), melalui papirus Ebers menjelaskan produksi sabun menggunakan lemak hewan dan minyak tanaman dengan garam alkali.
Salah satu halaman papirus Ebers
sumber: Britannica.com

Masyarakat Roma dan Yunani belum mengenal sabun. Mereka menggunakan uap pemandian publik dan tulang/gading/logam untuk melulurkan kulit mati mereka. Sabun yang digunakan pada Roma awal terbuat dari urin. Baru pada zaman Pliny the Elder, Yunani dan Roma mulai membuat sabun menggunakan lemak kambing dan abu kayu (600 SM). Penggunaan sabun semakin luas pada zaman Kerajaan Roma.

Pliny the Elder
sumber: Britannica.com
Sebelum zaman Kristiani, masyarakat menggunakan minyak zaitun, abu tanaman, dan Fuller’s earth. Zaman Kristiani, sabun digunakan dari turunan tanaman yang pada umumnya adalah tanaman dari wilayah asin Arabia yang mengandung garam abu dan soda.

Ilustrasi Mt. Sapo
sumber: lydianaturals.com

Asal mula kata sabun yang pasti masih belum jelas, tetapi berdasarkan dokumentasi (lebih tepatnya dari beberapa website), sabun secara tidak sengaja ditemukan di Gunung Sapo dekat Roma, gunung tempat hewan dikurbankan. Hujan membasahi campuran lemak hewan dengan abu kayu altar. Campuran ini kemudian digelindingkan di tanah liat sepanjang Sungai Tiber. Campuran licin tersebut ternyata dapat membersihkan pakaian. Nama Gunung Sapo kemudian digunakan untuk istilah soap (Bahasa Inggris). Namun cerita ini bisa saja hoax. Mt. Sapo adalah gunung fiksi dan tidak ditemukan di daerah Roma.

Pada awal mula pembuatan sabun pertama, sabun umumnya digunakan sebagai deterjen untuk mencuci peralatan, piring, pakaian, hingga alat medis. Sabun jarang dibuat untuk tujuan membersihkan diri.

Periode Greco-Roman
Arab, Turki. Yunani, Celtic, dan Viking mengenalkan pembuatan sabun pada negara yang mereka duduki, menyebarkan penggunaan sabun termasuk ke Yunani dan Roma. Pada masa ini, acara mandi masih dinilai sebagai kegiatan waktu luang atau kegiatan sosial daripada kegiatan untuk membersihkan diri

Prancis menjadi negara pertama yang menggunakan minyak zaitun dari pada lemak hewan dalam pembuatan sabun. Para bangsawan di Eropa menggunakan sabun castile (dibuat dari minyak zaitun, abu kayu, dan parfum) yang banyak diproduksi di Spanyol.

Periode Abad Pertengahan 
Sabun mulai banyak diproduksi di Marseille, Genoa, Venice, dan German. Sabun dibuat secara konvensional menggunakan larutan karbonat dari abu tanaman yang ditambahkan minyak. Campuran ini dipanaskan hingga air menguap. Reaksi ini yang disebut dengan saponifikasi.

Contoh sabun Castile dari Marseille yang menjadi pusat produksi sabun di Eropa
sumber: soapqueen.com
Kebutuhan akan sabun semakin tinggi. Walaupun resep pembuatan sabun menyebar luas, pembuatan sabun masih terbilang mahal karena masih menggunakan byproduct tanaman, minyak tanaman, dan lemak hewan. Selain itu adanya pajak dan monopoli sekitar tahun 1400, menyebabkan sabun hanya dapat dinikmati oleh masyarakat kelas atas. Pada tahun 1853, pajak sabun dihapuskan.

Masa Kolonial 


Pembuatan sabun pada masa koloni di Amerika
sumber: soap-making-essential.com

Di Ameria, koloni membuat sabun sendiri di rumah dengan membuat lye yang berasal dari campuran air dan abu bakar. Lye tersebut ditampung dalam ember dengan lubang kecil, sehingga dapat menetes dan bercampur dengan lemak hewan ternak mereka. Proses yang dilakukan terbilang tidak akurat dan berantakan sehingga hasil jadi sabun berbeda-beda. Dari sinilah istilah sabun dengan kualitas jelek disebut dengan lye soap.

Denah ember dalam pembuatan sabun
sumber: wphistory.com

Produksi Modern Sabun 
Harga sabun semakin menurun pada akhir abad 18 dimana sabun mulai diproduksi secara modern dengan proses saponifikasi murah yang diperoleh dari trial dan error:

Sabun LeBlanc  

  • LeBlanc’s soda ash = Nicolas LeBlanc menemukan proses pembuatan sabun lebih murah dengan mengubah garam dapur (NaCl) menjadi abu soda (NaCO3). Abu soda ini berperan dalam proses saponifikasi.   
  • Amerika utara = menggunakan sabun konvensional dngan cara menuang air panas pada abu tanaman dan memanaskannya bersama dengan lemak hewan. Suhu panas mempercepat proses saponifikasi sehingga sabun diperoleh kurang dari 2 hari. Di masa ini, produksi sabun skala industri dimulai di Atlanta pada abad ke 19. Produsen akan mengumpulkan lemak dari pedesaan, membuat sabun dengan katel, mencetaknya dalam kotak kayu, dan menjualnya secara door to door

Beberapa pabrik di Amerika juga mulai berdiri seperti Colgate & Company di New York oleh William Colgate. Pabriknya dapat memproduksi sekitar 20,5 kg per batch. Proctor & Gamble Company memproduksi sabun "Ivory" yang dapat mengapung. Diikuti juga dengan B. J. Johnson yang membuka perusahaannya dengan memproduksi sabun "Palmolive" yang dibuat hanya dari minyak zaitun dan minyak sawit.

Perang Dunia 1 dan Perang Dunia II
Industri sabun semakin berkembang, tetapi masih menggunakan metode pembuatan sabun yang melibatkan minyak dan lemak hewan. Pada Perang Dunia I, terjadi krisis pasokan minyak dan lemak sehingga peneliti mengembangkan sabun dari bahan sintetik. Dari sini lah deterjen ditemukan.

Walaupun deterjen membersihkan lebih baik daripada sabun, masyarakat masih menggunakan sabun alami untuk kebersihan diri. Pada Perang Dunia II, ketika terjadi krisis pasokan minyak dan lemak lagi, penjualan deterjen meningkat karena kebutuhan tentara akan agen pembersih yang murah dan dapat bekerja di air laut.

Masa Sekarang 
Perkembangan pembuatan sabun mengikuti perkembangan ilmu kimia. Pada pertengahan abad 19, sabun mandi mulai terpisahkan dari sabun untuk mencuci pakaian. Sabun mandi dibuat lebih ringan dan dijual sebagai barang pribadi. Berbagai bentuk sabun mandi seperti sabun cair juga dikembangkan pada tahun 1970-an. Perkembangan ini diikuti dengan sabun herbal, sabun gel dan beads, dan bath bombs.

Sekarang sabun tersedia dalam berbagai bentuk baik untuk penggunaan personal, komersial, hingga industri. Terdapat sabun yang dibuat handmade dan komersial dengan tujuan yang lebih spesifik seperti untuk bayi atau hewan peliharaan. Konsumen juga kembali tertarik dengan sabun yang dibuat dengan bahan organik/ natural.

Semoga artikel ini membantumu :)
Lihat lagi artikel mengenai bioteknologi (klik judul)


Burns-Moguel, A. 2019. Soap: Clean for The Environment or Just Us? Retrieved from Yale National Initiative: https://teachers.yale.edu/curriculum/viewer/initiative_11.05.01_u (26 Oktober 2019). 
Routh, H. B., Bhowmik, K. R., Parish L. C., & Witkowski, J. A. 1996. Soaps: From the Phoenicians to the 20th Century- A Historical Review. Clinical in Dermatology, 14: 3-6. 
Soap History. 2019. History of Soap and Soap Interesting Facts. Retrieved from Soap History: http://www.soaphistory.net/(26 Oktober 2019). 
Somewhat Organic. 2019. History of Soap Making. Retrieved from Somewhat Organic: https://somewhatorganic.com/history-of-soap-making/ (26 Oktober 2019).

No comments:

Powered by Blogger.