Warm Lemon Tea #1: To This Day (Shane Koyczan)


Bullying atau penindasan adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain (Wikipedia). Lama-kelamaan terbentuklah kebiasaan bagi para penindas untuk menguasai yang ditindas. Penindasan dapat terjadi secara lisan atau tindakan. Namun, walaupun demikian banyak orang hebat dulunya adalah yang ditindas.....tetapi orang yang ditindas juga termasuk mereka yang menjadi putus asa atau bunuh diri. Bagaimana kita dapat terbebas dari penindasan?

TO THIS DAY PROJECT...
Video ini mengingatkan saya pada masa sekolah saya dan saya yakin video ini harus disebarkan kepada semua orang. Menceritakan pengalaman Shane Koyczan, pencipta puisi ini, mengenai kekerasan di masa sekolahnya yang telah menghantui dirinya sepanjang hidup, tetapi hal ini membuatnya belajar hal yang tak terukur harganya. 

Bagaimana dengan dirimu yang saat ini ditindas oleh orang-orang di sekolah (mari jangan mengatakan mereka "teman" untuk saat ini). Pernahkah merasa untuk bunuh diri atau pindah sekolah? Pernahkah meminta tolong pada guru bahkan orang tuamu, tetapi mereka tidak menolongmu? Penindasan di sekolah adalah hal yang serius, tetapi banyak orang yang tidak sadar atau menghentikan penindasan dari para penindas. Akuilah, menghukum para penindas di sekolah tidak akan pernah sukses. Dunia ini indah, indah karena pembelajarannya...dan kamu adalah orang terpilih untuk menikmati pembelajaran ini. 

Sakit, memang, tetapi setelah melewati masanya kamu akan sadar beberapa hal. Yuk renungkanlah kejadian ini dan kejadianmu bersama-sama.

Seorang gadis yang rajin belajar bergaul bersama teman-temannya saat SMP. Karena ia rajin belajar dan pintar, banyak temannya yang menyalin peer atau meminta contekan padanya. Awalnya, gadis itu mau melakukannya karena sebagai solidaritas. Awalnya juga ia berpikir kebaikannya ini tidak perlu dibalas. Namun lama-lama, teman-temannya hanya mencari ia jika perlu contekan atau salinan peer, tetapi untuk mengajak main ke mall seakan mereka melupakan gadis ini. Gadis ini merupakan orang pendiam, sehingga untuk mengajak bicara orang lain cukup sulit. Namun demikian, tidak ada yang mengajaknya bicara atau masuk dalam salah satu geng sekolah. Perlahan pemikiran gadis ini berubah, dan ia mengambil satu tindakan, tidak memberikan bantuan peer dan contekan lagi. 

Apa teman-temannya mulai berubah? Tidak. Bahkan saat gadis ini bertanya pada salah satu teman sekelasnya, ia beralasan "Habis kalau ajak lu, lu kan belajar terus, sibuk belajar, pasti tidak akan ikut." Tindakan gadis ini untuk menyatakan maksudnya malah diredam dengan penindasan. Teman sekelasnya malah menganggap dia sombong. Kemudian berita bahwa gadis ini pelit dan sombong hanya karena tidak mau memberikan catetan, contekan, dan peer lagi tersebar. Sebagian besar teman lainnya percaya. Kemudian semakin parah dengan munculnya grup dalam facebook untuk menghujat gadis ini (cyberbullying). Ia dikatain orang sok kaya padahal rumah di gubuk, virus B4T4 yang harus dihindari, perawan tua yang tidak akan mendapat pacar atau suami hingga kematiannya. Orang tuanya pun dikata-katain oleh grup itu. Tidak hanya verbal, secara fisik pun dilakukan. Kursi sekolahnya dilem, buku pelajarannya disembunyikan, saat ke toilet ia disiram seember air, tasnya setiap hari ditendang-tendah oleh teman sekelasnya, dijadikan bola sepak. Beberapa juga menyindirnya untuk pindah sekolah, agar beasiswa SMAnya dilepas. Mereka berpikir hal ini pantas. Tapi coba kita lihat, satu tindakan salah, dibalas bertubi-tubi tindakan yang salah juga. Semua kesalahan sepele gadis itu dicatat dan dibesar-besarkan. Sayangnya guru sekolahnya tidak melakukan apa-apa, hanya seminar mengenai hal ini yang pasti tidak akan didengar. 

Kemudian salah satu murid laki-laki dari grup yang membully dia memberanikan diri untuk menurunkan gengsinya, mengajak gadis ini berbicara. Tiga hari mereka chatting lewat facebook, murid laki-laki ini menyadari bahwa sifat gadis ini sebenarnya menyenangkan. Bisa bercanda bahkan bisa diajak berdiskusi berbagai topik. Murid ini pun memberanikan diri menjelaskan semua kejadian yang menimpa gadis ini. Menunjukan grup bullying yang ia buat bersama teman-temannya, dan meminta maaf sebesar-besarnya. Murid laki-laki tsb mencetak semua isi chat grupnya mengajak gadis ini untuk melaporkan semuanya ke kepala sekolah, bila perlu pihak berwajib. 

Singkat cerita, semua yang menindasnya menandatangani surat perjanjian, tetapi saat SMA, gadis ini dibully lagi dengan alasan yang sama, ditambah mereka yang menindas kesal karena harus menandatangani surat perjanjian itu.  

Kejadian ini benar-benar terjadi di suatu sekolah elit di Indonesia. Bahkan murid-murid elit, yang mendapat pendidikan terbaik pun tidak terlepas dari tindakan penindasan. Kembali lagi, bukanlah para guru, orang tua, atau orang lain yang membantumu keluar dari penindasan. tapi DIRIMU SENDIRI. IT'S TIME FOR YOU TO STAND UP!!

Cek Dirimu 
Mereka bisa saja menuduhmu yang salah karena kejadian ini disebabkan oleh kesalahanmu. Tapi lihatlah dari cerita ini, hukuman yang menimpa yang tertindas pada dasarnya adalah suatu tindakan yang terbentuk dari pemikiran para penindas. Pemikiran ini dikontrol dan ditentukan oleh diri mereka sendiri. Jika kamu salah, ingatlah kesalahan bukanlah padamu seutuhnya. Orang-orang itulah yang harus berpikir jernih juga. Disinilah alasan mengapa kamu harus berdiri membela dirimu atas tindakan mereka yang terlalu berlebihan. Perjelaskan apa yang telah mengaburkan mereka. 

Jangan membenci mereka 
Mereka yang menindas, khususnya yang memulai perkara adalah mereka yang sebenarnya membenci diri mereka sendiri dan melihatmu sebagai orang yang tidak seperti mereka. Kamu hidup lebih senang dari mereka dan itu menjadi masalah mereka. Orang-orang seperti ini bukanlah orang yang harus dibenci, tetapi dikasihani. Berpikirlah seperti ini, maka kamu akan merasa bahwa kamu sesungguhnya lebih baik daripada mereka, kamu akan menjadi kuat karena tahu bahwa yang menindasmu sebenarnya orang yang lebih bermasalah daripada kamu. 

Saat di masa penindasan mungkin kamu tidak dapat melakukan tindakan apa-apa karena kondisi saat itu. Tetapi ketika saat kamu dewasa, pemikiran ini akan membimbingmu untuk tidak menjadi seperti mereka saat kamu melihat orang lain lebih baik daripada kamu. Hal ini juga akan membantumu untuk tidak kembali memusuhi mereka karena jika kamu sama-sama memusuhi mereka, kamu sama dengan mereka. Kamu bukanlah mereka yang lemah, kamu adalah kamu, orang yang lebih kuat daripada mereka. 

Jika kau berpikir untuk bunuh diri
They have to be wrong. Why else would we still be here?
-Shane Koyczan-
Kuat tidak kuat, ingin menyerah atau tidak, bunuh diri artinya kamu kalah dari dunia ini. Dari kamu ditindas hingga kamu diambang memilih untuk bunuh diri atau tidak, ketahuilah kamu masih bisa hidup sekarang untuk membuktikan bahwa mereka memandangmu salah. Hidupmu adalah saat dimana kamu berjuang menuju kesuksesan, membuktikan dirimu lebih baik daripada mereka. 

Apakah kamu tidak merasa kamu lebih baik dari mereka? 
If you can't see anything beautiful about yourself, get a better mirror, look a little closer, stare a little longer. 
-Shane Koyczan-
Setiap orang memiliki bakat, setiap orang bukanlah suatu kecelakaan. Setiap orang itu termasuk KAMU. Kamu memiliki bakat, kelebihan, keindahan yang tidak dimiliki mereka. Kamu adalah kamu sendiri. Ada seorang teman saya, dia dibilang bacot, semua omongannya dianggap busuk. Tidak ada satu pun yang menghargai opininya. Namun ia tetap belajar, mengikuti kelas debat, mengesampingkan semua yang mengejeknya dan terus belajar tentang politik dan hubungan antar negara. Sekarang, di usianya yang ke-20, ia adalah mahasiswa yang sangat berprestasi dan disegani di kampusnya. 

Luka itu akan membekas sebagai "tanda"
Akuilah. orang dewasa yang dulunya ditindas saat sekolah tetap dihantui oleh pengalaman itu. Contoh kasarnya, tiba-tiba menangis saat mengingat kejadian itu walaupun sudah lama berlalu. Itu bukan berarti lukanya tidak sembuh, tetapi membekas. Luka itu memang tidak pernah hilang dan akan terus dibawa olehmu, tetapi itu bukan luka yang rusak. Ia adalah luka yang menjadi tanda dalam hatimu, bukan koreng atau membusuk. Tanda inilah yang membuatmu melihat dunia berbeda dibanding orang sekitarmu. Salah satunya membuatmu mampu melihat orang jahat yang sesungguhnya meminta tolong. Membuatmu lebih peka pada orang sekitar. Di sini bukan berarti kamu selalu menolong semua orang, tetapi tahu mana orang yang sebenarnya meminta tolong atau tidak.  

Mengubah luka dan bangkit
Anxiety, salah satu yang umum dialami orang pasca penindasan. Tidak perlu takut anxiety, kamu bisa mengalahkannya. Penuhilah lingkunganmu dengan orang-orang yang berpikiran ke depan, berpikiran positif, dengan begitu kamu denga sendirinya mampu mengalahkan anxiety. Atau beranilah terjun dalam kondisi anxiety-mu. Misalkan kamu takut berbicara di depan orang, masuklah dalam kepanitiaan atau beranikan diri sebagai jubir dalam presentasi. Mintalah orang yang kamu percayai sebagai mentormu. Pada awalnya mungkin kamu akan sulit, gemetar, keringat dingin, suara serak, tapi perlahan kamu pasti bisa mengalahkannya.


sumber: https://www.youtube.com/watch?v=ltun92DfnPY

Pandanglah penindasan itu dengan senyuman. Jika tidak keberatan kamu boleh menceritakan pengalamanmu dalam komentar (gunakan username anonymous). Sebarkan juga video ini kepada teman sepengalamanmu. 


I know it was hard...
And it was hurt..
But it was what make you as strong as now 
Now, you are pure as gold that has been forged so much....
and you will continue to be forged, purified, day by day... 
Your next journey will never get easier, but will make you stronger 
- Randy Kashira- 

Semoga artikel ini membantumu:) 


No comments:

Powered by Blogger.