REVIEW Two Products The Ordinary by Deciem (Hyaluronic acid & Niacinamide)

Seperti yang pernah saya bahas di instastory, saya janji akan mereview dua produk ini. Sekarang, kedua botol yang saya beli sudah habis, jadi kita bisa bahas produk ini. Yey!



Dua produk The Ordinary yang saya gunakan adalah:


The Ordinary Hyaluronic Acid 2% + B5 (Rp 174.000)




The Ordinary Niacinamide 10% + Zinc 1% (Rp 155.000)

Sebagian besar produk The Ordinary memang populer karena menggunakan komposisi yang lebih sederhana dengan harga yang masih terjangkau. Untuk harga serum, harga kedua produk ini masih oke karena pada umumnya harga serum yang benar-benar efektif bisa lebih dari harga The Ordinary, bahkan hingga setengah juta.

Kedua produk memiliki berat 30 ml. Dengan pemakaian setiap malam sebanyak 3 tetes, satu botol habis sekitar tiga bulan (29 November 2019 - 7 Maret 2020). Hingga artikel ini dibuat, masih ada sisa serum untuk dua mingguan. Jadi, secara budget, dua produk ini hemat.



Dari packaging-nya keduanya didesain sama, bahkan saat memakainya saya hampir tertukar jika tidak melihat label produk. Keduanya sama-sama dikemas dalam botol kaca buram lengkap dengan pipet kaca.

Niacinamide dan hyaluronic acid masih bersifat stabil jika terkena cahaya sehingga penggunaan kaca buram (bukan botol coklat) masih dikatakan boleh. Untuk pipet kacanya sendiri juga tahan bocor. Jadi tidak akan ada produk yang jatuh di luar permukaan kulit. Pipet yang tahan bocor ini juga membuat saya nyaman, tidak diburu-buru, saat meneteskan serum ke wajah.

Bahan botol kacanya juga cukup kokoh. Namun, tetap berhati-hati saat membawa ini saat traveling. 

Untuk pembahasan komposisi, kelebihan, dan kekurangan akan saya bahas per produk.
Oh ya, karena komposisi produk The Ordinary sewaktu-waktu berubah, saya akan membahas komposisinya dari produk yang saya gunakan (diproduksi Juli 2019)



A. The Ordinary Hyaluronic Acid 2% + B5
pH produk adalah 6,5 - 7,5 dan formula berbahan dasar air sehingga cocok digunakan setelah kulit dibersihkan dengan cleanser (saat pH kulit adalah netral - basa). Formula bebas alkohol, kacang, silikon, dan gluten. Selain itu vegan dan cruelty-free.

Kelebihan:
  1. Sodium hyaluronate - Hyaluronic acid akan memberikan kelembaban sementara karena walaupun merupakan humektan, molekul hyaluronic acid hanya berada di permukaan kulit dan menarik molekul air dari lingkungan atau dari lapisan kulit yang lebih dalam. Dilengkapi juga dengan hyaluronic acid crosspolymer untuk memberikan kelembaban yang lebih mendalam. 
  2. Panthenol - bentuk analog vitamin B5, berperan meningkatkan hidrasi kulit dengan cara meningkatkan perbaikan kulit. Perbaikan kulit ini akan mendorong kerja hyaluronic acid.
  3. Beberapa pelembab lain seperti pentylene glycol, glycerin, dan caprylyl gycol, membantu melembabkan kulit lebih menyeluruh. 
  4. Ahnfeltia concinna extract membantu penyerapan hyaluronic acid. 
Kekurangan:
  1. Phenoxyethanol - bisa saja menyebabkan iritasi pada konsentrasi tinggi atau pencampuran dengan bahan lain. Walaupun terdengar mengerikan, maksimal penggunaan phenoxyethanol adalah 1% dan beberapa produk memang harus meggunakan bahan ini karena berperan sebagai pengawet dan stabilizer. Tetap lakukan patch test untuk memastikan.  
  2. Asam sitrat - Dalam produk kosmetik digunakan sebagai pH adjuster dan agen pengkhelat. Untuk kulit sensitif wajib melakukan patch test dulu. 
  3. Hexylene glycol - Sebagai pelembab, hanya saja memiliki sifat komedogenik. Cukup rendah, tetapi ini menandakan setelah penggunaan sebaiknya mencuci muka

B. The Ordinary Niacinamide 10% + Zinc 1%
pH produk adalah 5,5 - 6,5. Bisa digunakan setelah mencuci muka juga. Formula berbahan dasar air, tidak mengandung silikon, kacang, dan gluten. Vegan dan cruelty free juga.

Kelebihan
  1. Niacinamide - disebut juga vitamin B3 berperan mengurangi bekas jerawat (hiperpigmentasi, bukan bopeng) dan penyumbatan pori-pori. Caranya, pertama Niacinamide dan Zinc PCA akan menyeimbangkan produksi sebum. Kedua, Niacinamide juga membantu perbaikan kulit dan bekerja sebagai antioksidan. Namun perlu diingat, agen ini bukan untuk mengobati jerawat matang, hanya bekas jerawat yang memerlukan regenerasi kulit. Niacinamide juga dapat mencerahkan kulit. 
  2. Ada pelembab seperti pentylene glycol dan xanthan gum untuk membantu melembabkan kulit saat pemakaian niacinamide (untuk beberapa orang memang penggunaan niacinamide membuat kulit terasa kencang dan ada juga yang menganggapnya kering). 
Kekurangan
  1. Phenoxyethanol - bisa saja menyebabkan iritasi pada konsentrasi tinggi atau pencampuran dengan bahan lain. Walaupun terdengar mengerikan, maksimal penggunaan phenoxyethanol adalah 1% dan beberapa produk memang harus meggunakan bahan ini karena berperan sebagai pengawet dan stabilizer. Tetap lakukan patch test untuk memastikan. 
Untuk Jenis Kulit Apa? 
Keduanya bisa untuk jenis kulit apapun karena sama-sama berperan memperbaiki kulit. Hyaluronic acid adalah serum pelembab cocok untuk kulit berminyak, kering, dan dehidrasi. Tentu untuk kulit kering tidak boleh hanya mengandalkan hyaluronic acid saja.

Untuk serum niacinamide, cocok untuk kulit berjerawat (diutamakan bekas jerawat hiperpigmentasi) dan bahkan kulit sensitif. Karena perannya memperbaiki skin's barrier/ mendorong kelembaban dan menyamarkan keriput, serum ini bisa menjadi pilihan untuk kulit kering dan aging.

Cara Memakai dan Reaksinya 
a. Hyaluronic acid 2% + B5 
Untuk produk The Ordinary yang ini, karena merupakan serum yang bersifat melembabkan, dapat digunakan pada skincare routine pagi dan malam. Serum ini saya gunakan setelah mencuci wajah dengan cleanser (atau juga dengan toner). Pastikan wajah lembab sebelum menggunakan serum ini.

Cukup tiga tetes (satu tetes di dahi, satu tetes di pipi kanan, dan satu tetes di pipi kiri) sudah meng-cover semua wajah. Optional, kamu bisa menggunakan serum ini di leher. Setelah itu tepuk-tepuk dan tunggu serum menyerap sebelum lanjut ke serum/ produk lainnya.

Karena serum ini tipe humektan. Serum akan sangat bermanfaat pada lingkungan lembab karena hyaluronic acid dalam produk tidak akan mudah menguap dan akan membantu menarik molekul air dari lingkungan dengan kelembaban udara yang tinggi. Untuk mencegah penguapan hyaluronic acid, akhiri skincare routine dengan moisturizer oklusif

b. Niacinamide 10% + Zinc 1%
Produk The Ordinary ini digunakan setelah pemaikan cleanser (atau juga dengan toner). Jika ada serum bersifat melembabkan, serum tersebut digunakan dulu sebelum pemakaian niacinamide. Serum niacinamide membuat kulit terasa kencang (seperti tertarik) dan kesat, sehingga penggunakan serum pelembab didahulukan dulu untuk mempersiapkan kulit.

Sama seperti serum hyaluronic acid, tiga tetes sudah mengcover semua wajah. Untuk leher, boleh apalagi jika ada bekas jerawat di leher. Namun, secara personal saya tidak menggunaknanya pada leher. Serum ini juga dapat ditambahkan pada eye cream untuk mendapatkan manfaat menyamarkan garis halus di mata.

Pemakaiannya bisa untuk pagi dan malam. Niacinamide juga cenderung stabil terhadap cahaya. Namun, jika kamu menggunakan serum dan produk lain yang mengandung vitamin C, lebih baik pisahkan penggunaanya. Misal vitamin C di pagi hari dan niacinamide di malam hari, atau kebalikannya.

Untuk beberapa orang yang kebetulan kulitnya sensitif, wajib melakukan patch testing (untuk semua produk dan jenis kulit juga memang harus patch testing dulu). Untuk yang kebetulan mengalami jerawat pecah, hindari pemakian serum pada area tersebut. Takutnya menimbulkan reaksi perih dan panas yang tidak nyaman untuk beberapa orang.

Komentar dan Pengalaman Pribadi
Secara keseluruhan kulit saya jauh lebih baik setelah menggunakan dua serum ini. Dengar-dengar kedua serum ini memang produk andalan The Ordinary. Bahkan ada kemasanan 60 ml untuk serum niacinamide (gak tau sebesar apa ini).

a. Hyaluronic acid 2% + B5 
Pada tiga hari pemakaian mungkin tidak terasa. Setelah dua minggu baru terasa kulit tidak mudah mengelotok bahkan memerah. Selain itu, untuk jenis kulit jerawat bisa dicoba karena memiliki gliserin yang lebih rendah. 

Secara personal saya tidak terlalu suka serum pelembab dengan gliserin tinggi. Teksturnya yang lengket, beresiko menyebabkan kotoran menempel pada wajah. Apalagi setelah bangun tidur saya masih ada kegiatan sehingga baru bisa mandi dua jam setelah bangun.  

Jangan kaget juga dengan konsentrasinya yang hanya 2%. Konsentrasi bahan aktif kebanyakan produk skincare memang rendah untuk menghindari resiko iritasi dan sensitivitas. Selain itu, konsentrasi hyaluronic acid 2% adalah konsentrasi yang paling cocok untuk diaplikasikan pada kulit. Pada konsentrasi maksimum 100%, hyaluronic acid adalah bubuk dan diperlukan banyak pelarut untuk membuatnya menjadi cair.


Dari segi produknya sendiri, warnanya transparan dan sedikit lama meresap ke kulit. Wajar, karena hyaluronic acid memerlukan waktu yang lebih lama untuk melewati stratum corneum. Untuk aromanya sendiri sangat rendah, cenderung aroma dari bahan-bahan yang digunakan. 

b. Niacinamide 10% + Zinc 1%
Hasil yang diperoleh tidak langsung kelihatan. Perlu sekitar satu bulan setengah baru terlihat. Pada kulit saya (kulit berminyak dan penuh bekas jerawat), beberapa bekas jerawat memudar terutama yang ada di area dengan pengaplikasian serum paling banyak. 

Selain itu, pada siklus bulanan, saya juga menyadari hanya sedikit jerawat hormonal yang muncul (sekitar 2-3 per bulan dan tidak terlalu besar). Jerawat cyst yang muncul juga lebih cepat mengecil daripada jika tidak menggunakan serum. 

Serum niacinamide ini saya gunakan hanya untuk skincare routine malam karena pada pagi hari saya menggunakan produk skincare yang mengandung vitamin C. Saat bangun, saya menyadari jumlah sebum yang diproduksi selama tidur lebih sedikit daripada tidak menggunakan serum. 
Dari segi produknya sendiri, warnanya sedikit lebih putih dari hyaluronic acid, tetapi tidak mengubah warna kulit. Mudah menyebar dan meresap. Aroma hampir tidak ada, hanya aroma asam yang mungkin berasal dari Tamarindus indica seed gum atau juga bahan antiprespirant (bahan penahan bau)

Berikut perbedaan keduanya dengan background warna kulit. Tidak terlalu berbeda ya. Hanya dari teksturnya, serum hyaluronic acid lebih encer daripada serum niacinamide.
Dari kiri ke kanan: serum hyaluronic acid, serum niacinamide


Semoga artikel ini membantu :)

No comments:

Powered by Blogger.