Cerita Kampus - Side Notes: Cara Belajar IELTS

Kemampuan berbahasa Inggris (English proficiency) adalah skill yang harus dimiliki setiap mahasiswa, baik untuk melanjutkan kuliah, bekerja, dan beberapa kasus kepengurusan visa. Pada artikel ini, saya ingin menceritakan pengalaman saya mengikuti IELTS, yang mungkin beberapa tipsnya dapat bermanfaat untuk sesama mahasiswa.

Disclaimer: artikel ini hanya menceritakan pengalaman dan informasi yang saya dapatkan selama mengikuti salah satu uji kemampuan berbahasa Inggris. Untuk mengetahui lebih lengkap uji dan latihannya, sebaiknya melihat langsung website resminya. 

A. Jenis Tes Kemampuan Berbahasa Inggris 
Ada banyak, diantaranya: 
1. TOEFL (Test of English as a Foreign Language) 
Tujuan pengambilan tes ini lebih dikhususkan untuk tujuan academic. TOEFL dibagi lagi dalam beberapa jenis, diantaranya:
  • IBT (Internet Based Test), tes ini dilakukan secara online dan diterima secara global. Tes ini mengukur kemampuan berbahasa Inggris dalam reading, listening, speaking, dan writing. Banyak diambil oleh mahasiswa internasional. 
  • ITP (Institutional Testing Program) tujuannya untuk kebutuhan institusi dan penempatan kelas, umunya tidak digunakan untuk admission kuliah/ beasiswa. Pada tes ini ada tes grammar dan structure. 
2. TOEIC (Test of English for International Communication) 
Tes yang diperuntukan untuk bekerja atau mengurus visa bekerja. Bahasa Inggris yang digunakan adalah bahasa Inggris untuk sehari-hari dan bekerja. Jenis tes ini umumnya diterima di kampus Asia seperti Jepang dan Korea. 

3. IELTS (International English Language Testing System). 
Mirip dengan TOEFL memiliki empat bagian yang diuji, yaitu reading, listening, speaking, dan writing, tetapi IELTS menyediakan juga tes kemampuan bahasa Inggris untuk umum (general). Dibandingkan dengan TOEFL, tes general listening dan speaking dengan academic writing dan reading (untuk IELTS Academic).   

Pada artikel ini saya akan lebih membahas IELTS, karena tes itu adalah tes yang saya ambil untuk melanjutkan studi. Mana yang lebih baik antara IELTS dan TOEFL? Ini tergantung lagi pada kamu sendiri apakah kamu lebih nyaman berbicara langsung dengan orang? Lebih nyaman dengan aksen British? Lebih nyaman dengan bentuk soal yang bervariatif? Untuk menentukannya, kamu harus mengunjungi langsung website resminya. 


B. Bagaimana Bentuk Tes IELTS? 
Tes IELTS ada dua macam: IELTS general dan IELTS academic. Kedua jenis ini pun dibagi lagi menjadi paper-based atau computer-based. Perbedaan antara general dan academic adalah level bahasa Inggris pada reading dan writing. Coba saya jabarkan satu-satu. 

Keduanya memiliki sistem penilaian yang berbeda pada reading testListening dan speaking test baik general dan academic sama. Mungkin untuk academic, topik listening yang digunakan lebih ke percakapan perkuliahan seperti rapat project kelas, belajar-mengajar, diskusi, atau podcast mengenai topik-topik mata kuliah. Untuk format sewaktu-waktu bisa berubah (terutama listening test) jadi sebaiknya langsung melihat website resminya. 

a. IELTS Academic
Dikhususkan untuk melanjutkan S1 atau studi postgraduate atau mereka yang ingin bekerja di perusahaan profesional di negara berbahasa Inggris. 

Reading test menggunakan bahasa Inggris yang lebih tinggi dan bersifat akademik. Bacaan yang digunakan merupakan bacaan yang banyak ditemukan di buku, jurnal, majalah, dan koran. Kemampuan yang dilihat adalah membaca ide pokok bacaan, membaca secara detail, skimming, membedakan fakta dan opini, memahami tujuan, sikap, dan opini penulis. Untuk menjawab soal yang diberikan juga memerlukan kemampuan literasi dan wawasan vocabulary yang lebih luas. 

Writing test (ada dua bagian) 
Bagian 1 - kita diminta untuk menjelaskan dan menyimpulkan data yang diberikan dalam bentuk grafik, tabel, diagram, atau chart dengan bahasa sendiri. Ada juga kamu harus menjelaskan tahapan prosedur. 

Bagian 2 - diminta untuk membuat essay mengenai respon kita terhadap pandangan, argumen, dan masalah yang diberikan (soal disajikan dalam 1-3 kalimat). Essay yang ditulis harus secara formal, menggunakan grammar dan vocabulary yang tepat.  

b. IELTS General
Untuk bekerja atau pelatihan lainnya di negara berbahasa Inggris atau bermigrasi ke negara berbahasa Inggris (Australia, Kanada, New Zealand, dan UK). 

Reading test menggunakan bahasa Inggris general. Penilaiannya hampir sama untuk IELTS academic, tetapi bacaan yang digunakan adalah bacaan yang lebih mudah dimengerti pada umumnya. 

Writing test (ada dua bagian) 
Bagian 1 - kita diminta untuk menuliskan surat atau menjelaskan suatu hal berdasarkan situasi yang diberikan. Penulisan yang dilakukan bisa bersifat personal, semi-formal, dan formal. 

Bagian 2 - diminta untuk menuliskan essay, seperti pada IELTS academic, tetapi lebih personal dan menggunakan vocabulary yang lebih umum. 

Paper-based vs computer-based
Untuk computer-based, menggunakan komputer untuk ketiga tes pertama. Untuk speaking test, baik paper-based dan computer-based dilakukan bersama satu orang assessor. Assessor yang dipilih bisa orang Inggris langsung (aksen British) atau orang yang dipilih secara resmi oleh pihak IELTS. Topik percakapan berbeda-beda, tidak tergantung jurusan kamu apa.

Kalau kamu tipe orang yang mudah terganggu (bahkan suara batuk dan hentakan kaki sangat mengganggu untuk kamu) lebih baik memilih computer-based, agar ujian dijalankan menggunakan headphone. Orang yang lebih senang menulis menggunakan keyboard juga direkomendasikan untuk memilih computer-based. 

Listening, reading, dan writing dilakukan di hari yang sama tanpa jeda istirahat sementara speaking dapat dilakukan pada hari yang sama atau dilaksanakan seminggu sebelum/setelah tiga sub-tes yang lain. 

C. Bagaimana Mendapatkan Tes IELTS yang Memuaskan? 
1. Mengikuti pelatihan bahasa Inggris khusus untuk IELTS. 
Intinya kamu harus menemukan partner yang mau diajak berbahasa Inggris. Kalau kamu berasal dari sekolah bilingual atau sekolah yang menggunakan bahasa Inggris dalam sistem belajar-mengajar tidak akan sulit mengikut tes IELTS ini, bahkan kamu bisa langsung tes tanpa perlu persiapan. 

Tetapi kesulitan akan terjadi pada mereka yang tidak memiliki partner untuk berbicara bahasa Inggris baik di sekolah (bahasa pengantar bukan Inggris) atau rumah (tidak ada anggota keluarga yang fasih Inggris). Walaupun kamu sudah tahu banyak vocabulary, kalau tidak ada partner akan risih saat berbicara lisan. Seakan lidahnya itu belum terbiasa.

Maka mengikuti pelatihan akan memberimu kesempatan menemukan partner belajar. Ini termasuk partner yang mau memberikan kritik pada kemampuan bahasa Inggrismu dan partner yang tidak bersikap seakan bahasa Inggris dia jauh lebih baik dari kamu.

Serius, cari partner yang rendah hati. Dulu saya memiliki partner untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris, tapi akhirnya dia menolak dengan alasan bahasa Inggris saya terlalu formal dan dia tidak suka pada grammar yang saya miliki, takut mencemari kemampuan bahasanya - istilah lainnya. Cukup sulit akhirnya untuk berkembang bersama dengan partner itu. Akhirnya saya mengikuti les bahasa Inggris untuk menemukan partner dan juga chatting-an dengan teman fakultas lain yang bukan orang Indonesia (kebetulan dia bekerja sebagai guru bahasa Inggris di sekolah swasta).


2. Listening Test 
Persiapan 
Jika tidak mengikuti pelatihan, kamu bisa menonton film dokumenter (dan genre lainnya) dalam bahasa Inggris tanpa subtitle. Awal-awal boleh dengan subtitle, baca subtitlenya jangan dalam hati, tapi gerakan mulutmu. Setelah itu, baru hilangkan subtitlenya dan kamu parafrase/rangkum apa yang kamu dapat dari video itu, dalam bahasa Inggris.

Beberapa film/video yang saya tonton:
  • Brooklyn Nine Nine - Amerika, percakapannya mudah didengar untuk awal mendengar bahasa Inggris
  • The Office - Amerika, percakapannya mudah didengar untuk awal mendengar bahasa Inggris
  • TED-Ed (Youtube), baik animasi atau public speech - Untuk belajar mengenai kesimpulan topik video 
  • Sherlock BBC - Inggris, untuk mengenal aksen British pertama kali. Guru saya di pelatihan bahasa Inggris berpendapat bahwa film ini tidak terlalu beraksen British, tapi baik untuk pemula. Dia juga menggunakan potongan film ini untuk melatih kemampuan listening kami. 
Selain itu, baik kamu mengikuti pelatihan atau tidak, tetap terus latihan dengan sample test yang dapat ditemukan di internet. Berikut beberapa website yang saya gunakan selama latihan:
  1. https://ielts-up.com
  2. https://www.ielts.org/usa/ielts-for-test-takers/ielts-practice-test
  3. https://www.ielts.org/about-the-test/sample-test-questions
Pada saat tes
Ke toilet dulu sebelum ujian. Listening test perlu konsentrasi tinggi, dan pada praktiknya kita sering terganggu oleh hal-hal kecil, termasuk keinginan ke toilet karena terlalu tegang.

Untuk soal mengeja, ingat-ingat lagi bedanya menyebut "a","8", dengan "H" lalu "G" dengan "J". Kalau panik suka lupa yang seperti ini, lol. Apalagi rekaman hanya disebut satu kali.

Perhatikan kapan pembicara mengucapkan "s" pada akhir kata. Kalau kamu tidak bisa membedakannya, lebih baik lihat grammar yang digunakan. Tidak membantu untuk semua kasus, tetapi pendekatan ini cukup membantu untuk menentukan apakah pembicara akan menyebut kata benda plural/ singular atau kata kerja dengan akhiran s atau tidak (dilihat dari she, he, you, they, we).

Jangan langsung menulis jawaban ketika bagian itu disebut. Beberapa soal memiliki jawaban jebakan yang disebut sebelum/ sesudah jawaban sebenarnya. Pahami dulu isi apa yang dikatakan pembicara dalam satu kali komunikasi.

3. Reading Test 
Persiapan 
Kunci di sini adalah kemampuan literasi kamu, dan sebagian hal, vocabulary kamu. Vocabulary dapat dilatih dengan membaca buku, koran, artikel bahasa Inggris. Kalau kamu sudah kuliah, membaca paper ilmiah cukup membantu kamu menambah vocabulary dan melatih kemampuan literasi kamu. Namun tetap latihan soal agar kamu lebih kenal bentuk soal IELTS.

Pada saat tes
Ujian ini akan memberikan tiga bacaan dengan 40 pertanyaan yang harus diselesaikan dalam waktu satu jam. Kamu memerlukan kemampuan mengatur waktu, selain kemampuan literasi. Dalam satu bacaan:

  1. Lihat soal yang ditanyakan dengan cepat, bagaimana bentuknya? Apakah kamu perlu memahami keseluruhan bacaan, hanya beberapa paragraf, atau mencari letak kata yang dikosongkan.
  2. Bacalah bacaan tersebut dengan cepat dalam satu kali waktu (skimming). Walaupun ada satu kata yang kamu tidak tahu artinya, lewat saja. Kamu bisa memahami artinya melalui kalimat lain atau kata-kata dalam soal. Kebanyakan kasus, kamu tidak akan diminta secara langsung untuk menjawab arti kata tersebut (sinonim, dll).
  3. Pahami ide pokok apa yang ada di setiap paragraf.  Banyak soal IELTS yang akan menanyakan ide pokok dan tujuan bacaan, dan yang paling menyebalkan, True and False.
  4. Jawab soal yang diberikan. Untuk mencari letak kata yang dikosongkan atau soal True and False yang melibatkan informasi spesifik, kamu hanya perlu scanning dari kata lain dalam soal yang juga dituliskan dalam bacaan.

Ingat waktu hanya 60 menit, kamu perlu menyelesaikan satu bagian dalam 20 menit. Jika ada soal yang tidak kamu ketahui, isi dulu apa yang paling mendekati, atau lewati saja dulu.


4. Writing Test
Persiapan 
Bagian ini yang memerlukan orang lain untuk menilai kemampuan kamu, dan inilah mengapa saya lebih memilih ikut pelatihan bahasa Inggris daripada langsung terjun tes IELTS. Tidak semua orang yang bisa berbicara bahasa Inggris akan membuat essay yang baik. Pada bagian ini, essay yang dibuat harus kohesif (hubungan padu antar kalimat) dan koheren (hubungan padu antar paragraf), serta dengan pemilihan kata yang tepat.

Selama latihan saya mengikuti panduan dari video berikut:
Essay 1 - Pie Chart
Essay 1 - Describing A Diagram 
Essay 1 - Line Graph 
Essay 2 - Causes and Solutions 
Essay 2 - Agree and Disagree  

Di video dari IELTS-up Online Lessons, kalian bisa menemukan keywords yang biasa digunakan untuk menulis essay IELTS.

Intinya essay yang dibuat harus memiliki rangka: pembuka (plus tujuan essay), isi pertama, isi kedua, (dan penutup/ kesimpulan untuk essay bagian kedua). Alur bahasan yang kamu tulis, terutama untuk essay bagian kedua, tidak boleh kemana-mana, harus tetap pada topik dan ide yang sudah disebutkan pada paragraf pembuka.

Mereka yang sudah kuliah sudah tahu cara membuat essay melalui pengalaman membuat laporan, tetapi tidak semuanya mengerti membuat essay yang kohesif dan koheren. 

Pada saat tes
Buat essay mengikuti panduan di video. Tetap ikuti panduan di video. Kamu boleh berimprovisasi asalkan jangan membuat topik atau pembahasan lain yang dapat membuat essay kamu tidak sederhana, tidak kohesif, dan tidak koheren.

Kalau kamu mengikuti computer-based, kamu bisa mengetik ide-idenya dulu, dan disusun bersamaan dengan dibuatnya essay. Jangan lupa untuk dihapus lagi karena ada word count.

Setelah essay dibuat, gunakan waktu yang tersisa untuk mengecek grammar, typo, dan vocabulary yang digunakan. 

5. Speaking Test 
Persiapan 
Mempelajari setiap topik dan memperkirakan topik apa yang akan kamu peroleh pada saat mendaftar pada bulan tertentu bukanlah pilihan terbaik (benar ini ada sumber yang memberi tips seperti ini, tapi menurut saya tidak terlalu membantu). Setiap topik dan bentuk soal untuk setiap bagian ujian akan berbeda.

Hal yang paling berguna adalah mencari partner yang dapat menemukan kesalahan grammarmu secara cepat (alasan lain mengapa saya lebih memilih mengikuti pelatihan bahasa Inggris).

Menambah vocabulary juga akan membantu, terutama dalam memilih kata dengan arti yang sama tapi memiliki bentuk yang informal atau formal seperti di website ini https://ielts-up.com/speaking/ielts-speaking-practice.html



Pada saat tes
Eye contact. Buat assessor percaya bahwa kamu percaya diri. Ini juga akan membantu kamu untuk tidak gagap selama ujian. Waktu ujian saya mencoba untuk membicarakan topik menarik dengan nada suara yang bervariasi dan ketika assessor membuat gesture tertarik, ini membantu saya untuk percaya diri dan malah mengingat advanced vocab yang bisa digunakan.

Jangan berbicara terlalu cepat. Karena kita non-native, sering kali kita terpleset dengan grammar yang digunakan. Berbicara dengan pelan/santai memberi waktu untuk kamu memilih grammar apa yang harus digunakan.

Kalau kamu tegang, atau mendadak kehilangan fokus dan tidak menyimak pertanyaan yang diajukan, kamu bisa meminta assessor mengucapkan pertanyaan tadi. "I'm sorry I lost focus. I know that we are talking about..., but would you mind to repeat the last question again?" Ya, walaupun kejadian ini sebaiknya dihindari. 

Masih soal tegang, jangan sampai ada jeda saat kamu berbicara. Kalau kamu perlu waktu untuk berpikir atau lupa kata, kamu bisa berkata "Well, that is an interesting question, let me think first". Selama kamu mengucapkan kalimat tersebut, kamu memberikan sedikit waktu tambahan untuk berpikir topik apa yang bisa kamu sampaikan.

Hindari kata very dan quite. Kalau kamu ada kata pengganti untuk "very + adj" itu lebih bagus. contoh: very confused = bewildered. Menggunakan kata yang kompleks pada konteks yang benar akan meningkatkan poin kamu. Namun jangan jadikan ini sebagai keharusan. Kalau kamu tidak tahu artinya dan masih menggunakan kata tersebut, bisa-bisa nilaimu turun. Untuk menambah wawasan vocabulary dan beberapa pronunciation, kamu bisa menonton youtube AccurateEnglish.

Untuk yang senang curhat, jangan keasikan berbicara. Tetap buat jawabanmu jelas dan langsung pada topik yang ditanyakan. Kalau tidak, assessor akan menganggapmu tidak memahami pertanyaan yang dimaksud. Perhatikan juga grammar yang digunakan pada pertanyaannya untuk memastikan apakah jawabanmu harus tentang keadaan saat ini, masa lalu, atau masa depan.

Setiap orang akan memiliki cara sendiri untuk mempelajari IELTS. Berikut adalah cara saya dalam mempersiapkan IELTS. Cara ini bisa saja sesuai bisa saja tidak untukmu. Semoga mendapatkan nilai IELTS yang memuaskan!

Semoga artikel ini membantumu :)

Referensi: 
Hardin, K. 2013. TOEFL vs IELTS. Retrieved from Maggosh: https://magoosh.com/toefl/2013/toefl-vs-ielts/ (30 April 2020).

IELTS. Tanpa tahun. IELTS Test Format. Retrieved from IELTS: https://www.ielts.org/about-the-test/test-format (30 April 2020). 

No comments:

Powered by Blogger.