Agen #2: Lemak Ini Terkenal Sebagai Anti-Aging


Lemak sering dikaitkan dengan kegemukan dan penyakit. Namun, paradigma ini salah. Tidak semua lemak jahat dan menyebabkan penyakit. Bahkan terdapat lemak yang membantu dalam anti-aging. Apakah itu?


Lemak atau lipid adalah zat organik hidrofobik sehingga sulit larut dalam air. Lemak dengan protein dapat menjadi lipoprotein yang dapat menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan berbagai penyakit. Lemak berlebih juga akan tersimpan pada lapisan hipodermis kulit menyebabkan tubuh seseorang terlihat lebih lebar.

Lemak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu lemak jenuh dan tidak jenuh. Lemak tidak jenuh adalah lemak yang memiliki satu atau lebih ikatan ganda contoh omega-3 yang masuk dalam kelas polyunsaturated fatty acid atau asam lemak tidak jenuh dengan rantai rangkap yang banyak.



Omega-3 sebagai Anti-aging
Seseorang yang mengalami kekurangan omega-3 akan mengalami kelelahan, penurunan daya ingat, kulit kering, depresi, dan sirkulasi darah yang tidak lancar.

Kulit kering terjadi karena kulit yang umumnya mengandung lipid pada stratum corneum (lapisan terluar kulit), ketika kekurangan omega-3 atau asam lemak esensial, akan mengalamai transepidermal water loss (TEWL). Kandungan air dalam air berkurang karena menurunnya integritas pelindung pada kulit. Dengan kata lain, omega-3 membantu menjaga kelembapan kulit sehingga kulit tidak terlihat tua.

Omega-3 berperan sebagai anti-aging karena mampu menyediakan lapisan yang berperan melindungi kulit dari kerusakan yang disebabkan sinar UV. Jadi selain adanya melanin, antioksidan, dan jalur enzimatik untuk melindungi kulit dari sinar UV, omega-3 juga dapat melindungi kulit dari sinar UV Contohnya, mengurangi terbentuknya erythema atau kemerahan pada kulit.
Hasil gambar untuk erythema
sumber: www.visualdx.com
Sinar UV juga dapat mengindus matriks metalloprotease (MMPs) yang akan merusak kolagen, komponen struktur utama dermis. Dengan berkurangnya kolagen, kulit wajah akan terlihat semakin tua. Konsumsi omega-3 EPA menghambat indus UV pada MMPs sehingga kolagen kulit tetap terjaga.

Tambahan, omega-3 juga berperan dalam menebalkan rambut. 

Sumber Omega-3 
Kacang Kenari
Biji Bunga Flax
biji labu
biji wijen (ingat: bukan minyak wijen)
Hasil gambar untuk flaxseed
biji bunga Flax
sumber: www.livestrong.com
Seafood:
Ikan tuna, ikan salmon, ikan sarden, tiram, kepiting, cumi.
Melihat ini, begitu banyak makanan lau t mengandung omega-3 yang bermanfaat untuk anti-aging. Sayangnya banyak hasil laut di Indonesia diambil oleh negara lain. Indonesia memerlukan anak muda yang mengerti teknologi kelautan untuk mengembangkan potensi ini, misalkan dengan membuat tambak ikan salmon di Indonesia sehingga tidak perlu mengimpor dari luar negri.

Sliced Tuna With Green Leaf Vegetables

Sayur:
Kangkung, brokoli, bayam, kembang kol, selada

Cara Konsumsi: 
1. Jenis Omega-3
Lalu apakah cukup mengonsumsi satu jenis saja? Misalkan lebih suka dengan sayur karena tidak tahan dengan amis ikan. Kenyataannya kita harus mengonsumsi omega-3 dalam sayur dan daging karena berhubungan dengan metabolisme lemak tersebut pad tubuh. 

Yeah, sains, mungkin kompleks tapi pembahasan ini simpel kok 

Pertama, kita lihat dahulu jenis omega-3.  
struktur omega-3
sumber: http://chemistry.tutorvista.com/
Omega 3 dibagi menjadi tiga, yaitu alpa-linolenic acid (ALA), eicosapentaenoic acid (EPA), dan docosahexaenoic acid (DHA). Perbedaan jenis ini dapat dilihat dari alur metabolismenya.

metabolisme lemak tidak jenuh
Sumber: Barrington, 2011
ALA merupakan omega-3 yang bersumber dari tanaman. ALA sulit diolah hewan dan manusia karena memiliki sedikit enzim, khususnya pada kulit tempat akumulasi ALA, yang berperan dalam metabolisme ALA menjadi EPA lalu DHA yang berperan dalam pembentukan anti-inflamasi. EPA dan DHA bersumber dari hewan. Konsumsi makanan mengandung EPA dan DHA dinilai lebih efektif untuk mendapatkan manfaat omega-3.

2. Perbandingan dengan Omega-6
Pada umumnya lemak tidak jenuh yang sering dikonsumsi adalah omega-6. Walaupun memiliki peran yang baik juga, omega-6 memproduksi agen inflamasi. Agen inflamasi ini dapat menyebabkan penyakit inflamasi modern seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung. Jadi tidak terlalu baik jika konsumsi omega-6 tinggi.

Umumnya masyarakat mengonsumsi omega-6:omega-3 = 12:1 hingga 25:1. Wajarlah jika semakin hari semakin banyak orang menderita penyakit inflamasi modern padahal sedikit mengonsumsi junk food (lemak jenuh). 

Oleh karena itu, konsumsi omega-6 dapat diseimbangkan dengan konsumsi omega-3. Ahli dermatologis merekomendasi asupan omega-6 : omega-3 adalah 1 : 1 agar asupan berperan sebagai anti-aging. Bahkan perbandingan lebih dianjurkan lagi lebih tinggi omega-3.

3. Dosis
Bukan berarti omega-3 memiliki kebaikan, kita mengonsumsinya dalam jumlah banyak. Konsumsi omega-3 lebih dari 3 gram/hari dapat menyebabkan pendarahan.

  • Orang dewasa tanpa sejarah penyakit jantung: American Heart Association (AHA) merekomendasikan memakan ikan minimal 2 kali seminggu. Boleh dengan konsumsi kapsul sehari 1 kapsul. 
  • Orang dewasa dengan penyakit jantung koroner: AHA merekomendasi konsumsi suplemen omega-3 EPA dan DHA sebanyak 1 gram/hari. 
  • Orang dewasa dengan kolesterol tinggi:  AHA merekomendasi suplemen omega-3 EPA dan DHA sebanyak 2-4 gram/hari. 
  • Untuk 18 tahun ke bawah: belum ada dosis untuk anak-anak. Kapsul minyak ikan tidak direkomendasi kecuali ada saran dokter. 

Semoga artikel ini membantumu :)

Sumber:

  • Angelo, G. 2012. Essential Fatty Acids and Skin Health. Retrieved from Oregon State University: http://lpi.oregonstate.edu/mic/health-disease/skin-health/essential-fatty-acids (11 Januari 2017).
  • Harvard T. H. Chan. 2016. Omega-3 Fatty Acids: An Essential Contribution. Retrieved from Harvard T. H. Chan: https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/omega-3-fats/ (9 Januari 2017).
  • Fisher, G. J., Kang S., Varani, J. 2002. Mechanisms of photoaging and chronological skin aging. Archive of Dermatology, 138: 1462-1470.
  • Barrington, R. 2011. Fatty Acids, Eicosanoids, and Arachidonic Acid. Retrieved from RdB Nutrition:  http://www.robertbarrington.net/fatty-acids-eicosanoids-and-arachidonic-acid (11 Januari 2017).

No comments:

Powered by Blogger.