Cerita Kampus #4: Untuk Mereka yang Ditolak Organisasi

Dear my youngerself and other people who live at college
Apa yang kamu lakukan saat merasakan asam-garam kekecewaan ketika kamu ditolak organisasi?

Dear my youngerself and other people who live at college
Bagaimana saat kamu merasa kamu mampu mengemban tugas organisasi impianmu? Lalu ditolak dengan alasan kosong yang kamu tidak bisa cerna?

Dear my youngerself and other people who live at college
Pernahkah kekecewaan itu mulai mencemari hatimu dengan kebencian terhadap organisasi jurusanmu sendiri?

Dear my youngerself and other people who live at college
Bagaimana saat kamu mengetahui hanya catatan organisasi dalam CV yang akan dilihat perusahaan?

Dear my youngerself who disappointed in them!
Hilangkan pikiran itu saat ini juga karena kamu sesungguhnya memiliki tujuan yang lebih hebat dibandingan mereka yang diterima dalam organisasi.


Bayangkan ketika kamu seorang anggota dalam organisasi....
Gak semanis dan sekeren yang kamu bayangkan. 
Pada awal interview, banyak orang yang berbicara jauh lebih baik darimu, tetapi hati dan keinginan mereka untuk melayani masih bisa dipertanyakan. Bisa saja hati mereka tidak setulus hatimu yang ingin melayani organisasi itu. Sekarang aku, dirimu dimasa mendatang bertanya, apa kamu sendiri memiliki hati untuk melayani organisasi pada saat itu? Apa hanya memperhias CV? 

Mungkin akan banyak orang yang terpilih karena mereka dapat merebut hati para koordinator dan BPH melalui pengalaman dan catatan CV. Tetapi tidak menutup kemungkinan, mereka adalah orang-orang tidak tulus. Ketika organisasi tempatmu dipenuhi panitia seperti itu, apa yang akan kamu lakukan? Belum tentu kamu berhasil mengubah gaya mayoritas. Kamu bisa saja membuat ketentraman organisasi hancur.  

Kamu juga tidak bisa menyalahkan BPH dan koordinator yang memilih panitia, karena BPH dan koordinator juga adalah manusia. Sesungguhnya BPH dan koordinator sudah melakukan tugas mereka dengan baik. Mereka tidak menilai orang dari interview saja, mereka melihat karakter yang tercermin dari setiap tindakan yang dilakukan calon panitia. Organisasi yang sehat sesungguhnya akan menilai calon panitia secara objektif, bukan subjektif.  

Sebagai panitia organisasi sendiri, kamu berperan sebagai pengurus yang berkorban untuk kesejahteraan jurusan/fakultas/universitasmu. Ketika kamu susah payah menyiapkan segala hal untuk lingkunganmu, orang-orang linkunganmu dapat merasakan manfaatnya, tetapi mereka juga bisa mengejar tujuan mereka. Kamu sendiri harus menahan sejenak untuk mengejar tujuan hidupmu demi mengemban tugas organisasi. Apa kamu sanggup? Kamu juga bisa pulang larut malam hingga subuh atau lupa makan karena tugas yang diembankan.     

Apakah kamu dapat menyeimbangkan tugas yang diembankan dengan tuntutan hidup sehari-harimu? Akan lebih banyak waktu yang diambil untuk kepanitiaan. Kamu bisa saja dituduh meninggalkan teman-temanmu demi panitia. Dituduh tidak peka pada mahasiswa yang ingin ikut aktif juga. Hal ini bisa menyebabkan kamu dituduh mendirikan benteng antara pengurus organisasi dan bukan pengurus organisasi. Apakah kamu juga bisa menahan egomu untuk tidak sombong di depan mereka yang bukan pengurus organisasi? Ingatlah bahwa mereka yang bukan pengurus juga masuk dalam organisasimu. Mereka sama denganmu dan kamu tidak berada di atas mereka. Kamu melayani mereka. 

Jika kamu berpikir berada di atas mereka. Selamat, kamu telah mendirikan benteng antara pengurus dan mereka yang bukan pengurus. Kamu telah menjadi pengurus terbusuk dalam organisasimu.  

Mereka yang menjadi pengurus adalah orang keren. Bukan karena jabatan, tetapi karena mau mengorbankan diri seperti itu. Wajar bila mereka mendapat penghargaan. 


Sekarang pikirkan kondisimu saat ini? Bukan pengurus organisasi.... 
Apakah kamu perlu berpikir keras untuk memenuhi segala tuntutan yang diberikan kepadamu dengan lebih fokus? Tentu, kamu akan lebih fokus dengan tanggung jawab utamamu: kuliah. Karena kalau kamu masuk universitas hanya untuk ikut dalam organisasi saja. Maaf, kamu adalah babu universitasmu bukan mahasiswa unversitasmu. Selain itu, kamu dapat menyediakan waktu untuk membuka koneksi dengan teman-teman baru hingga orang luar, bahkan lebih luas dari mereka. Kamu bisa memiliki quality time dengan orang yang terpenting dalam hidupmu lebih baik. Kamu bahkan bisa mengasah talenta yang kamu miliki. Bahkan mengasah talenta yang tidak kamu sadari miliki.

 Kamu bisa memiliki lebih banyak waktu untuk refleksi diri. Memilikirkan minat dan tujuan hidupmu.

Kamu sebagai bukan pengurus organisasi juga memiliki peran dalam organisasi itu. Kamu dapat menjadi support bagi mereka. Para pengurus organisasi sewaktu-waktu memiliki saat dimana mereka jatuh. Saat-saat ini dapat membuat mereka melakukan tindakan diluar akal sehat. Kamu berperan menyadarkan mereka ketika para pengurus yang lain terlalu sibuk untuk menolongnya. Kamu juga masih bisa menjadi panitia dalam kepanitiaan lain dengan kurun waktu yang lebih singkat. Namun, manfaat yang didapat akan jauh lebih baik daripada mereka yang pengurus. Pengalaman dalam kepanitiaan kecil ini juga dilihat oleh perusahaan. Mereka melihat apakah kamu memiliki skill dan etos kerja yang baik. Juga leadership yang baik, bukan berarti seberapa banyak dan keren organisasi yang kamu lakukan.

---
Ketika saya mencoba untuk masuk sebagai panitia himpunan mahasiswa di tahun 2014, saya ditolak karena tidak memiliki pengalaman yang cukup, ditambah dengan kritik pedas bahwa saya tidak pernah peduli pada sesama. Padahal senior tidak tahu dalam kepanitian sebelumnya saya begadang hingga jam 2 pagi hanya untuk menyiapkan pertanyaan untuk lomba debat. Tidak tahu bahwa saya mengambil dua shift sekaligus tanpa makan siang dan sarapan karena orang yang bertugas untuk shift itu kabur. 

Kemudian saya mencari senior yang dapat membantu saya mengerti mengenai kepanitiaan. Berusaha melawan social anxiety saya yang menghalangi saya untuk berkomunikasi dengan baik. Dengan pengalaman kepanitiaan bebas selama satu tahun, saya mencoba lagi. Tetapi ditolak karena lebih cocok menjadi panitia bebas. Tindakan saya seperti tidak dianggap. Saya melakukan semua ini untuk bisa melayani himpunan mahasiswa dengan pengalaman yang lebih baik. Kecewa? Iya. Wajar? Iya, karena kita manusia, wajar jika merasa seperti itu. Tetapi tidak boleh kecewa terlalu lama. 
---

Kekecewaan yang kamu rasa jangan menjadi akar pahit. Akar pahit akan tumbuh dan membuahkan kebencian pada para pengurus organisasi. Tanpa disadari kamu akan mendirikan benteng antara pengurus dan dirimu. Hal ini justru membatasi perkembangan talentamu. Rasa sakit dari kekecewaan hanya sebagai awal dari pelajaran bahwa kegagalan adalah sukses yang tertunda. Ditolak dari organisasi adalah tanda bahwa kamu memiliki jalan sukses yang antimainstream dibandingkan para pengurus organisasi. 

Kamu adalah dirimu yang keren. Dirimu yang memiliki jalan sukses yang lebih kece daripada mereka. Kamu beruntung karena memiliki kesempatan untuk lebih fokus mengasah talenta dan hobimu, tetapi tetap menikmati hasil dari para pengurus. Penghargaan yang kamu akan terima adalah penghargaan hanya untukmu saja. 

No comments:

Powered by Blogger.